Jumat, 05 April 2013

Mountains And Her

Pada suatu hari ada anak yang bertanya kepada ayahnya, mengapa sang ayah tega melakukan hal itu kepada sang bunda yang telah susah payah melahirkan dirinya. Sang anak tidak setuju dengan perbuatan ayah,ia murka besar dengan merobohkan lemari pakaian yang terdapat di kamar itu. Ayah juga tak kalah hebat, ia membalas ungkapan marah anakanya dengan cara membanting pintu higga engsel-engsel yang melekat di kayu penopang pintu pun terlepas.
    Mereka berdua terlibat pertikaian hebat namun tidak melibatkan fisik,hanya mengungkapkannya dengan membanting, memecahkan, dan berteriak-teriak. Entah mengapa mereka berdua tidak melakukan hubungan fisik layaknya masyarakat pada umumnya yang menyelesaikan suatu permasalahan dengan pertempuran adu jotos alias kekerasan. Keributan mereka terdengar hingga komplek sebelah,para warga pun tidak ada yang berani menegur atau mengingatkan kedua orang yang sedang dilanda emosi itu karena mereka berdua terbilang orang terpandang di komplek itu, mereka juga lah yang biasanya menasehati atau mengingatkan para warga jika ada yang sedang mengalami permasalahan pelik seperti ini. Para warga merasa segan untuk menasehati kedua orang itu karena mereka merasa diri mereka tidak pantas untuk menasehati orang-orang bertittle dan berpangkat tinggi sepertim mereka.